War Within
Kadang kita harus menunggu dengan tenang
Kadang kita harus segera menyerang
Kadang kita harus mencari celah untuk menang
Kadang kita tak boleh lengah dan tetap menerjang
Kadang kita lembut dan bergerak seperti bayang
Kadang kita ganas bagai hewan garang
Kadang itu akan membuat kita dikenang
Kadang itu hanyalah sebuah kekonyolan perang
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Related quotes
Puisi Sembilan Tabiat Cinta
Sembilan Tabiat Cinta
I.
Musim-musim hampiri cintaku. Padamu tak sempat kutitip rindu. Hujan pergi tinggalkan basah daunan. Aroma kembang menyemerbak ke udara. Tak ada wangi cintaku di sana. Segersang rindu di matamu akan diriku. Dahaga sepi dan nyerinya tertahan di atas sebidang dadaku. Resah bibirmu, terlampau suram kujamah warnanya. Apa kau tak mendengar degup musim menghujam jantung cintaku. Di sana rindu membiru di bibir waktu. Sebiru resahmu.
II.
Aku tulis tabiat cinta ini dengan ingatan terpenggal musim hujan. Terkambang bah di sungai coklat, terapung di selat kecil ditinggalkan para pengumpul pasir. Tak ada sauh tak ada jangkar untuk kulempar biar perahu waktu berhenti. Sebab laju perahu, nyeri gelombang lautan yang menderita di jantungku. Maka kutulis tabiat cinta ini atas nama rasa yang kurasa kesejukannya setiap embun jatuh seperti matamu menatapku.
III.
Aku mencintaimu bukan tanpa perhitungan, meski belum sepenuhnya tepat waktu. Tetapi aku tidak tergesa-gesa. Itulah sebabnya cintaku mengalir tenang. Serupa capung-capung senjahari terbang di atas hamparan padi menguning.
IV.
Cintaku hidup dari udara pagi di lembah-lembah, sawah dan ladang. Berhembus ke samudra mencipta awan. hujan deras adalah kesetiaanku padamu. Kesetiaan musim pada kesejukan. Dan apabila badai dan banjir datang itulah cemburu batinku yang sialan. Apa kau tak merasa ada kehidupan diantara jarak kita memandang?
V.
Kepadamu aku mencari kekuatan hidup dengan segala kesadaran dan fitrah kemanusiaan. Lalu cinta kubangkitkan di dalamnya dengan tangan-tangan api dan air. Hawa panas dan dingin adalah nafasku. Apa kau tak merasa hembusnya kekasih?
VI.
Tak ada kuasa untuk cinta. Jika ketakutan hadir sebab cemburu. Aku bicara dari lubuk bumi. Meski tak ada pohon bicara. Engkaulah maha pendengar kata-kata yang menjelma dedaunan dan reranting subur. Aku tersiksa oleh cinta. Kau tentu tak sudi mengurai air mata, ketika luka batinku menjeritkan nyeri letusan berapi. Tetapi, biarlah lahar panas menyulap rinduku.
VII.
Kita selalu bicara tentang cinta, nestapa, dan impian sejak pertemuan pertama. Meneguk anggur sampai mabuk, hingga kesadaran tunai di persimpangan menuju hidupmu-menemu hidupku. Kita sepakat lupakan segala, madu dan darah kita, lalu kita penuhi dengan air raksa.
VIII.
Cintaku, rasa sakit dari masa lalu, tak terasa oleh nyeri hari ini untuk masa depan.
IX.
Mari kita berdoa satu sama lain.
Yogyakarta,2011-2012
poem by Selendang Sulaiman
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
The Feast
Mari kita memulai kisah
Tentang sang raja dan sang singa
Anak manusia dan penguasa rimba
Dari padang rumput mereka terlahir
Dengan kebanggaan dan harapan
Dengan bahaya dan cobaan
Jauh, jauhkan dahulu kedengkian itu
Kita buka dengan babak penuh kedamaian
Menghisap embun pagi yang sama
Menatap dunia baru dengan mata terbuka
Alangkah manis pemandangan mereka yang tak berdosa
Lalu perjumpaan sederhana di tepi kolam
Di mana surga dan neraka amatlah tipis bedanya
Tempat kau mengangkat taring untuk musuh
Atau mencakar lembut tangan sahabat
Bermain bersama di sela-sela semak
Berguling penuh debu di bawah sinar matahari terik
Sungguhkah mereka akan menjadi raja dan singa
Tubuh yang tumbuh menjadi sempurna
Pikiran yang terjalin menjadi pemahaman
Gerbang kedewasaan mengantar mereka pada perpisahan
Peraturan istana dan insting liar
Demi kekuasaan dan harga diri
Mereka tidak berpisah dengan air mata
Karena mereka diajari untuk tidak menangis
Mereka berpisah dengan darah
Tradisi dan perburuan
Pembantaian dan penghinaan
Sang singa mengaum dengan keras
Dengan surainya yang kini lebat terurai
Sementara sang raja terpencil
Di tahtanya yang dingin dan sorak sorai penonton
Mereka merindukan masa-masa itu
Masa saat mereka bertatapan tanpa penuh kebencian
Dan bilamana bulu keemasan itu tiba di pangkuan sang raja
Sang raja menandai pemerintahannya
Dan sang singa mati demi sahabatnya
Ini bukanlah cerita yang perlu diratapi
Baik sang raja maupun sang singa
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Hidupkah Kau
Hidupkah kau untuk mengeluh
Dari terbitnya matahari hingga terbenam
Tentang kehidupan yang tak memuaskan
Dirimu yang selalu menginginkan kenyamanan
Ataukah terbersit sekali dalam pikiranmu
Untuk sejenak sedikit bersyukur
Tentang kehidupan yang masih kau punya saat ini
Bersama dengan harta yang mungkin kau tak sadari
Karena kau sibuk mengeluh
Dan lupa untuk menghargai dan menjaga hal itu
Hidupkah kau untuk meminta
Dari buaian bayi hingga ke liang kubur
Agar dirimu diutamakan
Dan tak juga belajar bersabar
Ataukah terbersit sekali dalam keinginanmu
Untuk berusaha sendiri
Lepas dari belas kasihan orang lain
Agar dirimu tak perlu lagi mengiba
Untuk memperoleh apa yang kau inginkan
Karena kau sibuk meminta
Dan lupa memberi dan memperbaiki hal itu
Hidupkah kau untuk mencela
Dari ujung bumi hingga dasar samudera
Menuding orang melakukan kesalahan
Dan mengangkat tinggi dagumu dengan sombong
Ataukah terbersit sekali dalam hatimu
Untuk sebentar saja bercermin
Memandang kembali segala persoalan
Dengan kepala jernih tanpa prasangka
Karena kau sibuk mencela
Dan lupa untuk belajar dan memahami hal itu
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
See also quotes about apes
Wajah Pagi di Wajahmu yang Malam Memancar Cahaya Malammu di Wajah Pagi
Sudah berapa banyak angka dari kalender
Merawat nyeri dari luka paragraf soliloqui
Pada bangunan yang dipurbakan
Setiap jeda waktu terteriak di mulutmu
Serupa dengung tawon dalam hutan
Deru suaramu meruwat perjalanan ngilu
Ngilu: Kau ceritakan lagi pagi ini
Seperti pagi yang lalu tanpa ingata
Mungkin di pagi yang lain, insomniamu
Dan kamu akan datang lagi, ceritakan nyeri
Pada kematian di hamparan panggung teater lengang
Lalu tegang di wajahmu
Lalu tenang seolah-olah
Pada bait-bait puisi
Yang kau sesalkan sebelum tidur
Lalu mimpi buruk melumat sesal
Sembunyikan ketakutan di bibirmu
Bibirmu: Cerita ngilu di sebuah pagi
"pada akhirnya batang tubuh berakal ini
menjadi analog-analog kecil dalam satwa
yang kau juga aku mengembunkannya
pada imajinasi untuk sesuap nasi."
Kau diam sebentar, bercakap kecil
Kulihat ke dalam matamu, ada luka
"Luka itu kawan, yang membuat senyum
di kanvas pagi yang ngilu pada ceritaku
selain luka tak ada lagi untuk sebuah cerita
dan kenangan hanya maut yang tak kukenal."
Kata-katamu menetaskan api pagi ini
Sebagaimana aksara di bibir penyair itu
Telah membakar puisi dan mengabu kini
Terhempas ke ladang-ladang petani
Terhimpit map-map plastik di kantor-kantor
Menempel di wajahmu sendiri
Pagi ini, lembut. Legam.
Kau diam kemudian
Sambil menunjuk jari ke tubuh ayam betina
Yang mencari makan sisa angin dan embun segar semalam
Jika hujan tak membawanya pergi
Dan kau tak mencolongnya untuk sepenggal diksi
"Lihatlah ayam betina itu, tenang dan tentram."
Sebab tak punyai kata-kata untuk luka
[...] Read more
poem by Selendang Sulaiman
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Because of Love? (Indonesian Version)
Sering kali ingin kucoba mengerti dirimu
Namun semakin ku tak dapat mengerti kau begitu
Kadang kau mesra, kadang kau cemburu buta
Kadang kau dekat, kadang kau tak peduli
Tapi ku tak dapat mengerti diriku sendiri
Yang tetap di sampingmu walaupun kau begitu
Kadang ku bosan, kadang ku melayang
Kadang ku gundah
Apa yang membuat kita bersama?
Karena cinta
Ataukah mungkin rasa iba
Karena suka
Ataukah sudah terbiasa
Kita hidup dengan saling menerima
Berapa kali pun kucoba menghapus dirimu
Namun semakin kuhampa di dalam hatiku
Kurindu senyummu, kutelan pahitmu
Kuingin hangatmu, kutakut kehilanganmu
Mungkin kau juga pernah bertanya dalam hatimu
Masihkah ku berguna dalam hidupmu
Meski ku peragu, meski ku tak sempurna
Meski ku sakiti
Apa yang membuat kita bertahan?
Karena cinta
Ataukah mungkin rasa iba
Karena suka
Ataukah sudah terbiasa
Kita hidup dengan saling percaya
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Dalam Rindu
Bersamamu
Lalui hari-hari itu
Arungi lautan waktu
Dalam lagu
Dan cintaku
Sepertinya takkan layu
Bila kau tetap di hatiku
Dalam rindu
Kasihku
Kuingin sedikit kau tahu
Betapa berharga dirimu
Dalam hidupku
Tapiku
Tak ingin selalu menunggu
Gelisah dan tak menentu
Dalam ragu
Bersamamu
Meski kadang terasa pilu
Bagai tertusuk sembilu
Jiwaku sendu
Dan cintaku
Kuatkan raga dan jiwaku
Hadapi hari kelabu
Hujan dan salju
Kasihku
Coba kau dengarkan aku
Jangan terus hindariku
Lihat diriku
Karna ku
Tak ingin selalu terpaku
Hanya diam dan mengadu
Dalam kalbu
Akankah
Kau hapus semua gundah
Bagaikan sebuah anugerah
Ataukah itu hanya kata-kata indah
Kasihku
Kuingin sedikit kau tahu
Betapa berharga dirimu
Dalam hidupku
[...] Read more
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Ipagpatawad Mo
Ipagpatawad mo aking kapangahasan
Ang damdamin ko sana'y maintindihan
Alam kong kailan lang tayo nagkatagpo
Ngunit parang sayo ayaw ng lumayo
Ipagpatawad mo ako ay naguguluhan
Di ka masisi na ako ay pagtakhan
Di na dapat ako pagtiwalaan
Alam kong kailan lang tayo nagkatagpo
Ngunit parang sayo ayaw ng lumayo
Ipagpatawad mo minahal kita agad
Haaaaaaaaaaaaaa
Minahal kita agad
-matagal ko ng gustong sabihin sayo to
Haaaaaaaaaaaaaa
Minahal kita agad
-kahit na ngayon lamang tayo nagkatagpo
Haaaaaaaaaaaaaa
Minahal kita agad
-lagi kong pinapangarap na ikaw ay sumakay
Haaaaaaaaaaaaaa
Minahal kita agad
-sa aking pedikab akoy maghihintay
RAP
Ng ikaw
Unang beses kong masilayan
Diko malaman bakit nagkaganito
Inutusan lang naman ako ng aking inay na pumunta ng palenket bumili ng pito pito
Sinigang sa miso
Ang ulam namin sa umaga tanghali hapunan abutin man ng gabi
Pabalik-balik mang lumakad sa harapan ng inyong tindahan kahit wala akong pera na pangbili
Nilakasan ang loob at nilapitan kita
Baka sakali na pwede kitang maimbita
Kahit di gaanong maayos ang aking suot
Ang polo ko na kulubot
Pagkatapos akoy nagsalita
Mawalang galang na miss
Teka wag kang mabilis
Lumakad so pwede ba kitang maihatid
Gamit aking pedikab
Na aking pinakintab
Wag ka ng magbayad sana sa akin ay bumilib
Ako ng magdadala ng payong at ng bag mo
Paligi kong pupunasan ang mga libag mo
Kahit di ako ang pinapangarap hinahanap pag kaharap ay palaging binibihag mo
Ang katulad kong maralitang umiibig at pilit na inaabot ang mga bituin
Gano mang kadaming salitang aking ipunin balutin ilihim sabihin ang tangi kong hiling
Makinig ka sana sakin...
[ Lyrics from: http: //www.lyricsmode.com/lyrics/g/gloc_9/ipagpatawad_ mo.html ]
[...] Read more
poem by Sirius White
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
See more quotes about rap, quotes about girls, or quotes about men
Omamori
Hai, para kekasih
Lindungilah cintamu
Dengan kepercayaan dan kesetiaan
Bukan dengan cemburu dan harga diri
Hai, para orang tua
Lindungilah anakmu
Dengan pengertian dan kasih sayang
Bukan dengan perintah dan larangan
Hai, para sahabat
Lindungilah temanmu
Dengan ketulusan dan doa
Bukan dengan rasa kasihan dan ikatan sumpah
Hai, para pemimpin
Lindungilah rakyatmu
Dengan rasa aman dan kesempatan
Bukan dengan ketakutan dan pengekangan
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Sang Pujaan
Dia terus saja memandangmu
Gadis yang melihat dari atas jendela
Dan gadis yang berpapasan di jalan
Dia jelas-jelas mengagumimu
Gadis pembuat kue
Dan gadis anak penjahit
Tapi mungkin kau tak menyadarinya
Hatimu begitu dingin dan acuh
Dia pasti mengincarmu
Gadis putri tuan tanah
Dan gadis penyanyi bar itu
Dia juga diam-diam mencintaimu
Gadis pemalu yang tak sanggup memandangmu
Dan gadis sahabat yang ada di dekatmu
Tapi mungkin kau tak peduli
Hatimu sangat dingin dan tak tersentuh
Siapakah dia yang akan kau ajak ke pesta?
Siapakah dia yang akan kau ajak berdansa?
Gadis yang cantikkah atau biasa saja
Siapakah dia yang akan kau pilih?
Siapakah dia yang mencuri perhatianmu?
Gadis yang ceriakah atau gadis yang lembut
Seisi kota begitu ingin tahu tentangmu
Tapi kau masih saja berjalan dengan santai
Mengapa kau begitu mempesona setiap gadis?
Mengapa tak kau pilih salah satu saja?
Gadis yang kau kenal baik atau gadis yang dijodohkan
Berilah kesempatan pada para gadis untuk mendapatkanmu
Juga beri kesempatan para pria untuk mendapat gadis
Bila tak juga mencari seisi kota akan menjadi gila
Dia yang mencintaimu akan menyelamatkanmu
Dia yang kau cintai akan menyelamatkan kami semua!
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Sepenggal Rasa
Ketika air mataku tak bisa lagi mengalirkan duka
Ketika semua kata tak bisa lagi menggambarkan makna
Betapa aku ingin merengkuhmu, lekat menghabiskan rinduku
Betapa aku ingin menggadaikan hidupku untuk hembusan nafasmu
Agar tak ada detik waktu tanpa sentuhan tulusmu,
Agar kekal semua tentangmu di benak dan kalbuku
Tentang semua cerita luka yang kau rajut bagai untaian bunga
Tentang semua cinta yang kau bingkai dengan senyum bahagia
Aku menghirup udara dan rasa kehilanganku di detak waktu
Aku menatap hari-hari muram dengan tangis pilu
Maafku untuk semua keengganan yang ingin kusesali sampai mati
Maafku untuk segala kepongahan yang terpatri dalam hati
Terima kasihku untuk semua cintamu yang tak berbatas
Terima kasihku untuk semua jasamu yang tak terbalas
Waktu yang berlari tak mampu mengikis kisah denganmu
Waktu yang berlalu akan mengekalkan hidupmu dihatiku
poem by Niken Kusuma Wardani
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Buat Apa
Buat apa uang berlebih
Jika tak dapat menikmati
Buat apa harta yang banyak
Jika keluarga tak dekat
Buat apa menyombongkan diri
Jika bukan usaha sendiri
Buat apa berdoa dan memuji
Jika tak setulus hati
Buat apa kekuasaan besar
Jika tak membela yang benar
Buat apa umur yang panjang
Jika kebahagiaan tak kau rasakan
Buat apa mengejar kejayaan
Jika akhirnya terlupakan
Buat apa bermain-main dengan kata
Jika tak ada sesuatu yang nyata
Buat apa kekuatan dashyat
Jika dendam terus kau ingat
Buat apa menjadi yang terbaik
Jika tak membuatmu menarik
Buat apa mati-matian mengolah raga
Jika kesehatan tak dijaga
Buat apa terus memperluas
Jika diliputi rasa tak puas
Buat apa berteman
Jika untuk mencari keuntungan
Buat apa memberi kesempatan
Jika selalu mencari kesalahan
Buat apa membuat pilihan
Jika dari awal tak pernah ada lain jalan
Buat diliputi kemujuran
Jika tak mendapatkan apa yang diinginkan
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Kenapa bilang cinta
Kenapa bilang cinta
Bila hanya sekejap mata
Kenapa bilang suka
Bila cuma di bibir saja
Kenapa bilang cinta
Bila untuk status semata
Kenapa bilang saying
Bila bukan aku yang dibayang
Kenapa bilang cinta
Bila semuanya pura-pura
Kenapa bilang peduli
Bila sebenarnya tak ada di hati
Kenapa bilang cinta
Bila kata-kata tak dimakna
Kenapa bilang takdir
Bila nantinya berakhir
Kenapa bilang cinta
Bila tak cukup rasa
Kenapa bilang segalanya
Bila akhirnya tak bersisa
Kenapa bilang cinta
Bila alasan lain tak berguna
Kenapa bilang bahagia
Bila terus tersiksa
Kenapa bilang cinta
Bila selalu terpaksa
Kenapa bilang tak masalah
Bila berpisah karena berubah
Kenapa bilang cinta
Bila besok lalu lupa
Kenapa bilang selalu ada
Bila sepi kian mendera
Kenapa bilang cinta
Bila tak berusaha percaya
Kenapa bilang mencoba
Bila menghindari terluka
Kenapa bilang cinta
Bila berharap sebaliknya
Kenapa bilang mengerti
Bila tak pernah tepati janji
[...] Read more
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Setelah Perayaan
Terpuruk ku di sini
Di antara debu sisa-sisa kembang api
Awan di langit malam yang gelap
Kabut asap yang mengambang
Dengan bau mesiu habis terbakar
Tak ada lagi bunga yang berpendar warna-warni
Tak ada lintasan cahaya yang bersahutan bernyanyi
Bagaikan sebuah orkestra tanpa suara
Lalu aku kembali pada kesendirian
Keramaian lamat-lamat meninggalkan diriku
Yang terlalu lamban bergerak untuk mengejar mimpi
Yang kupunya hanya hasrat yang telah mati
Menunggu sejumput percikan api
Mengenaiku kembali
Dan aku akan melesat di tengah hitamnya langit malam
Berpendar dengan membakar seluruh diriku
Lalu aku akan menghilang dalam hujan bunga api
Berharap seseorang melayangkan pandang sekali
Diriku yang telah telantar dan dilupakan
Tanpa sempat memenuhi janjiku untuk menjadi
Kembang api yang tak gagal lagi
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Sebuah bom yang meledak bernama sunyi (Indonesian)
: Teungku Abdullah Syafii in memoriam
(1)
Bilakah ini harinya bom yang engkau lemparkan bersama
Butir udara berinteraksi memekatkan cinta
Yang dinamakan kesumat tak akan ada yang
Bisa kuperbuat kecuali
Menikam waktu dan sebuah bom yang
Meledak engkau sebut sunyi,
Dari lukakah mengalirkan darah
Yang engkau sebut cinta yang
Akhirnya menghantarkan
Pada kilatan api dalam ketiadaan,
Ketiadaan Teungku yang menemukan
Aliran darahnya, ketiadaan hamba tanpa sunyi,
Dan engkau lemparkan sunyi, engkau lemparkan
Kepada waktu:
Sebuah bom meledak bernama sunyi
Lalu aku mencatatnya dengan cinta
(2)
Teungku: duka duri semak ada di dadamu, cinta manakah
Yang hendak dikuburkan, aku tepiskan
Tanpa memilih hidup ini akan dikemanakan
Mungkin bersama bayang-bayang hujan lalu
Sunyi ini akan diberikan kepada siapa?
Siapakah pembunuh waktu yang tak mengerti:
Luka ini berasal juga dari Cinta
Cinta berasal muasal dari duka keabadian
Mungkin kita ini bangsa yang lupa
Bahwa bendera kita bukanlah kemenangan
Tetapi kekalahan berkepanjangan
Sebagai hamba Duli Paduka, cinta manakah?
Bagai berondongan pertanyaan ini menyergap
Dan Teungku: dekaplah damai keabadianMu
(3)
Duka sergap kematian ini semakin lekat, bila moncong menganga
Selalu berarah kepadamu, kenangan apakah
Jejak bayang-bayang hujan terlalu samar
Untuk siapakah engkau kirim kegelisahan ini
Senyap rerumputan memagut lelapmu
Sungai berdiri diam bisu
Menorehkan sederet kebahagiaan
Lewat peluru, mesiu dan bayang-bayang
Mawar, cinta dan kematian
Tak ada yang lebih menarik lagi
Tak ada yang lebih menarik lagi
[...] Read more
poem by Imam Setiaji Ronoatmojo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Kelu
kelunyaku untuk bicara
dihadapan mereka,
aku tak bisa
aku tak tahu
patah-patah kata itu tiada terluah
hanya degusan nafas resah
kedengaran...
aku tak bisa bicara
melepas keraguan mereka, aku tak bisa!
hampir hancur aku ditelan mereka
hampir mati aku dihimpit mereka
aku tak bisa
mencari keberanian itu aku tak tahu,
kebenaran untuk meluahkan
perasaanku....
pandangan mereka....
kutukan mereka
tiada aku mengerti
tiada aku bisa
mengungkap tirai besi bibirku ini!
melepas selimut duri lidahku ini
aku tak bisa
poem by Qistina Zaini
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Pantun - Besarnya sungei sungei sarawak (translated to Engish)
besarnya sungei sungei sarawak
bawa kita ke olympik menang menyelam
besar nya impian pemuda pemudi sarawak
untuk menang sanggup latih siang dan malam
the rivers of sarawak are big
take us to the olympics to win diving
big is the ambition of the youth in sarawak
training day and night to win
besarnya sungei sungei sarawak
sungei sarawak, sungei lupar, sungei rejang
besarnya impian pemuda pemudi sarawak
bawa kita ke olympik menang berenang
Pantum composed the day after Malaysian won bronze in 10m diving
at Olympics London 2012
poem by John Tiong Chunghoo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
See more quotes about Olympics, quotes about youth, quotes about childhood, quotes about time, or quotes about school
Jangan maksa
Jangan maksa cuma keinginan kita
Kalau kamu juga tidak mau dipaksa-paksa
Jangan maksa bersikap ceria
Kalau sedang tak ingin tertawa
Jangan maksa ngebut di jalan raya
Kalau nantinya malah celaka
Jangan maksa kelihatan kaya
Kalau hanya untuk gaya
Jangan maksa apa pun juga
Karena hasilnya pasti sia-sia
Jangan maksa tentang rasa suka
Karena cinta datang dengan rela
Jangan maksa tetap menderita
Karena hati bisa lebih keras dari baja
Jangan maksa tapi tanpa usaha
Karena keberuntungan bukan cara
Jangan maksa semua harus sempurna
Yang penting bermakna dan berguna
Jangan maksa anak-anak cepat dewasa
Biarkan mereka tumbuh apa adanya
Jangan maksa merasa punya kuasa
Tetap bersama saja sudah luar biasa
Jangan maksa menjadi serupa
Berbeda bukan hal yang hina
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Diam-Diam
Diam-diam aku
Menulis setetes air bening
di ujung alismu
Di kedua bola mataku
Diam-diam aku tahu
Pura-pura tak peduli
Kau melirik ujung rambutku
Dan kuintip senyummu dalam hati
Diam-diam dirimu
Menanam duri-duri kecil
Dengan alis dan tatapmu di mataku
Diam-diam kau berteduh
Pura-pura tak merasakan adaku
Kau merawat duri
Aku menikmati
Kau membuat perih
Aku tersenyum
Diam-diam tak acuh
Pura-pura tak terjadi sesuatu
Pun
Diam-diam aku
Sunyi dalam ruang pekat
Tanpa kau pura-pura melirik
Dan menatapku
Ada rindu disini
Bila kau tak bawa duri
Dan perih di mataku
Dengan ujung alismu
Lalu,
Diam-diam aku
Tersenyum menikmati perih
Pura-pura tak merasa tatapmu
R.410,05 Desember 2011
poem by Selendang Sulaiman
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Punch Up At 'Dart Man's Aim
Fifteen stone and just five foot eight
And yet he doesn't seem overweight
Deep, deep chest and shoulders wide
The strongest in this countryside.
He's the mighty Dan the frog
From the house beside the bog
Swarthy looking with raven hair
A happy man without a care.
He's no plans to take a wife
As he prefers the single life
And he's still a young man anyway
Just twenty five on his last birthday
Froggy is his dad's nickname
And that's from where the name frog came
But his nickname of frog he doesn't appreciate
In fact the word called frog he's grown to hate.
Fastest man for miles around
To part with the green back pound
In him you'll find nothing cheap
Money he can't seem to keep.
He's a happy sort of bloke
Happy even when he's broke
He's got the right mentality
Never down, always carefree.
Likes his guinness doesn't like beer
Drinks his liquor with good cheer,
Whiskey makes the man walk tall
And he likes whiskey best of all.
He is merciful though strong
And without good reason won't do wrong
But do him wrong and he will fight
And with his fists he'll put things right.
He'd prefer to crack your jaw
Than chastise you with the law
Solves his problems like a man
That's the way it is with Dan.
And though when need arise he can be hard
Dan the frog is no blaghguard
But his type you don't kick around
As men like him do not yield ground
[...] Read more
poem by Francis Duggan
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
See more quotes about dogs, quotes about beer, quotes about strength, quotes about boys, quotes about blood, quotes about luck, or quotes about drawing
Mungkin
Mungkin aku telah tertipu mulut manismu
Padahal kau hanya menawarkan cinta palsu
Mungkin aku bermimpi memilikimu
Padahal aku terjebak permainan cintamu
Mungkin kau hanya mencari kebahagiaan semu
Dan aku hanya memuaskan rasa ingin tahuku
Mungkin kau tak memikirkan diriku
Dan kau membuatku percaya hanya itu
Mungkin aku tak peduli
Karena aku tak pernah menyesal memilihmu
Mungkin aku tak perlu mengerti
Karena aku terlanjur mencintaimu
Mungkin semua ini adalah kebohongan yang indah
Dunia ilusi yang kita ciptakan bersama
Mungkin kita semua mempunyai sebuah rahasia
Tentang perasaan sepi yang kita punya
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!